Analisis dan Evaluasi Kinerja Proyek Pembangunan Gedung Shelter SDN 27 Lengayang Pesisir Selatan dengan Metode Earned Value
DOI:
https://doi.org/10.21063/jts.2019.V602.071-77Keywords:
Evaluasi Kinerja, Proyek Shelter, Pengendalian waktu dan biaya, Earned ValueAbstract
Proyek Pembangunan Gedung Shelter SDN 27 Lengayang Pesisir Selatan mengalami keterlambatan. Untuk mencapai penyelesaian proyek agar sesuai dengan rencana, dibutuhkan suatu pengendalian di mana harus diketahui terlebih dahulu melalui kinerja proyek. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja proyek tersebut yaitu dengan metode Earned Value yang mengintegrasikan aspek biaya, waktu dan prestasi kerja. Kinerja proyek dianalisa berdasarkan pada nilai rencana (Planned Value), nilai hasil (Earned Value) dan biaya aktual (Actual Cost). Pengendalian kinerja ditinjau dari awal pelaksanaan proyek sampai akhir proyek untuk mengetahui kinerja proyek dari aspek biaya dan waktu. Proyek Pembangunan Gedung Shelter SDN 27 Lengayang Pesisir Selatan menurut kontrak mempunyai waktu penyelesaian 180 hari dengan biaya proyek Rp 2.065.000.000,-. Namun sejak minggu pertama proyek ini sudah mengalami keterlambatan. Berdasarkan analisi kinerja proyek dari minggu pertama sampai minggu ke-7 didapat prediksi akhir proyek jauh dari rencana yaitu 227 hari dan prediksi biaya akhir proyek Rp 2.203.482.352,94, Pada minggu pertama hingga minggu ke-7 terjadi keterlambatan dengan bobot rencana sebesar 0,17% sementara realisasi 0,12%. Reschedule pada minggu ke-8 terjadi penambahan waktu pelaksanaan proyek 189 hari dan biaya proyek Rp 2.184.110.000,-. Hingga minggu ke-18 di reschedule lagi hingga waktu prediksi pelaksanaan proyek menjadi 188 hari dan biaya pelaksanaan Rp 2.208.609.909,-. Pada minggu ke-19 sampai minggu ke 28 pelaksanaan proyek kembali di bawah dari perencanaan dengan waktu prediksi akhir proyek dari yang direncanakan 194 hari dan biaya akhir proyek Rp 2.238.672.584,93 jauh lehih besar dari anggaran proyek yang telah ditetapkan. Penerapan earned value dilakukan dalam upaya pengendalian proyek agar proyek kembali berjalan sesuai dengan perencanaan awal. Tindakan perbaikan yang dilakukan pada proyek ini adalah dari konsultan perencana untuk membuat volume pekerjaan dengan benar agar antara perencana dengan kontraktor tidak terjadi kesalahpahaman, Komunikasi semua pihak yang terlibat, pengambilan keputusan segera untuk menentukan material yang akan dipakai.
References
Asiyanto, (2005), Manajemen Produksi untuk Jasa Konstruksi, Jakarta: Pradnya Paramitha, Cetakan Pertama
Asnuddin, S., (2018), Penerapan Manajemen Konstruksi Pada Tahap Controlling Proyek (Studi Kasus:Bangunan Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado). Jurusan Teknik Sipil. Universitas Sam Ratulangi.
Dipohusodo, I., (1996). Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid II, Kanisius, Jakarta.
Fleming, Q. W. & Koppelman, J. M., (1998). Earned Value Project Managemen (A Powerfull ToolFor Software Project), Journal of Defense Software Engineering.
Kartikasari, A., (2012). Analisis Nilai Hasil Terhadap Waktu Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Perkuliahan Fispol UGM Yogyakarta), FT UNS, Surakarta
Meliasari, I., M. Indrayadi & Lusiana., (2017), Earned Value Analysis terhadap Biaya dan Waktu pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Sarana/Prasarana Pembangunan Pantai). FT UT. Pontianak
Pertiwi, A. E., (2018), Evaluasi Pengendalian Waktu Pada proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap 3 dan 4 RSUD Suradadi Menggunakan Earned Value Concept. FT UII, Jakarta
Rahman, I., (2010), Earned Value Analysis terhadap Biaya pada Proyek Pembangunan Gedung (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Gedung C Fakultas Mipa UNS). FT USM, Surakarta
Soeharto, I., (1995), Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga, Jakarta.
Yomelda & Utomo, C., (2015). Analisa Earned Value pada Proyek Pembangunan Vimala Hills dan Resort Bogor, ITS, Surabaya