Analisis Keruntuhan Hidraulik pada Bendung Menggunakan Metode Elemen Hingga
DOI:
https://doi.org/10.21063/jts.2023.V1002.093-99Kata Kunci:
bendung, keruntuhan hidraulik, upliftAbstrak
Bendung adalah struktur bendungan berkepala rendah, yang berfungsi untuk menaikkan muka air dan biasanya terdapat di sungai. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi. Sebagai salah satu konstruksi berat, bendung juga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar dan memiliki potensi risiko kerusakan fisik dan kegagalan fungsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kestabilan bendung terhadap deformasi dan gaya angkat (uplift) yang mungkin terjadi. Analisis yang digunakan adalah berdasarkan metode numerik dengan menggunakan program Plaxis 2D. Hasil penelitian diperoleh bahwa displacement ke arah vertikal dan horizontal dibandingkan dengan syarat batas penurunan ≤ 0,04 m. Kestabilan bendung secara keseluruhan menggunakan plaxis 2D didapat displacement maksimal sejauh 0,07245 m ke arah vertikal dan horizontal. Artinya displacement yang terjadi melewati syarat batas, sehingga bendung tidak aman terhadap uplift.
Referensi
AL-Adili, A., Maatooq, J., & Shauket, S. (2012). Analysis of Seepage Problem Effects Underneath Diyala Weir using 2-D Numerical Model. 1st International Conference on Water Resources Engineering, Baghdad.
ARS Grup. (1982). Daftar analisa upah dan bahan (BOW). Ars Group.
Association of State Dam Safety Officials of United States. (2010).
Committee on Embankment Dams. (2013). Internal Erosion of Existing Dams Levees and Dikes and Their Foundations (Vol. 1). CFBR.
Fattah, M., Al-Labban, S., & Salman, F. (2014). Seepage Analysis of a Zoned Earth Dam By Finite Elements. International Journal of Civil Engineering and Technology, 5, 128–139.
Khan, B., Amin, M., & Badshah, N. (2013). Evaluation of Different Seepage Control Measures for a Proposed “Golen Gol” Weir in Pakistan.
SNI 03-2401-1991. (1991). Tata Cara Perencanaan Bendung.